Jumat, 23 September 2011

Sebelum Columbus Menembus Atlantik

Sebelum Columbus Menembus Atlantik


Oleh: Dwi Hartanto
(Sumber: Sabili No. 13 TH. XVI 15 Januari 2009 / 18 Muharram 1430, hal 99-101 [Edisi Khusus “The Great Muslim Traveler”])
Enam abad atau tepatnya 603 tahun sebelum Columbus, penjelajah Islam sudah bolak-balik melakukan eksplorasi di Amerika. Bahkan, ada yang menetap dan menikah dengan penduduk lokal, menjadi bagian dari penduduk asli Amerika.
Sejarah memang milik penguasa. Ketika peradaban dan kekuasaan umat Islam mulai redup, seiring jatuhnya Granada di Spanyol, benteng terakhir umat Islam di Eropa, tahun 1492, pencapaian emas para ilmuwan dan penjelajah Muslim pun ikut dikubur dalam-dalam. Salah satunya adalah sejarah penemuan benua Amerika dan cikal bakal komunitas Muslim di daratan yang dihuni orang-orang Indian ini.
Akibatnya, selama ribuan tahun, sejarah dunia yang diajarkan di sekolah-sekolah hingga perguruan tinggi diputarbalikkan. Benua Amerika ditemukan oleh Christopher Columbus, 12 Oktober 1492. Bahkan ketika pertama kali menginjakkan kakinya di daratan yang ia sangka Semenanjung Hindia itu, Columbus menyebutnya sebagai The New World.
Tapi bagi umat Islam, Amerika bukanlah ‘Dunia Baru’, sebab 603 tahun sebelum Columbus, penjelajah Muslim dari Andalusia dan Afrika Barat telah membangun peradaban di benua itu. Mereka berasimiliasi secara damai, berdagang dan menikah dengan penduduk lokal, orang-orang Indian, menjadi bagian dari lokal genius Amerika. Menzies menulis, Zheng He (Cheng Ho), Laksamana Muslim dari Cina, juga telah mendarat di Amerika pada 1421 M, 71 tahun lebih awal ketimbang Columbus. Karenanya, klaim yang menyatakan Columbus sebagai penemu Amerika akhirnya pun patah.
Literatur yang menerangkan bahwa penjelajah Islam sudah menginjakkan kaki di Amerika beberapa abad sebelum Columbus juga cukup banyak. Salah satunya ditulis oleh pakar sejarah dan geografi Abul-Hasan Ali Ibnu al-Husain al-Masudi (871-975 M). Dalam bukunya, Muruj Adh-dhahab wa Maad al-Jawhar (The Meadows of Gold and Quarries of Jewels—Hamparan Emas dan Tambang Permata), al-Masudi menulis, Khashkhash Ibnu Sa’ied Ibnu Aswad, seorang penjelajah Muslim dari Cordoba, ibukota Kekhalifahan Andalusia (Spanyol), berhasil mencapai benua Amerika pada 899 Masehi.

Cherokee "Suku Indian Muslim Yang Punah"







Cherokee "Suku Indian Muslim Yang Punah"



Berserban  Cherokee
Jika kita berjalan atau mengunjungi Washington, datanglah ke Perpustakaan Kongres (Library of Congress). Lantas, mintalah arsip perjanjian pemerintah Amerika Serikat dengan suku Cherokee, salah satu suku Indian, tahun 1787. Disana akan ditemukan tanda tangan Kepala Suku Cherokee saat itu, Abdel-Khak dan Muhammad Ibnu Abdullah.





Isi perjanjian itu antara lain adalah hak suku Cherokee untuk melangsungkan keberadaannya dalam perdagangan, perkapalan, dan bentuk pemerintahan suku Cherokee berdasarkan hukum Islam. Lebih lanjut, akan ditemukan kebiasaan berpakaian wanita suku Cherokee yang menutup aurat sedangkan laki-lakinya memakai turban (surban) dan terusan hingga sebatas lutut.

Cara berpakaian ini dapat ditemukan dalam foto atau lukisan suku Cherokee yang diambil gambarnya sebelum tahun 1832. Kepala suku terakhir Cherokee sebelum akhirnya benar-benar punah dari daratan amerika adalah seorang Muslim bernama RAMADHAN Ibnu WATI.


Salahuddin Watie


Berbicara tentang suku Cherokee, tidaklah lepas dari Sequoyah. Ia adalah orang suku Cherokee asli yang berpendidikan dan menghidupkan kembali Syllabary suku pada tahun 1821. Syllabary adalah semacam aksara, jika kita sekarang mengenal abjad A sampai Z, maka suku Cherokee memiliki aksara sendiri.


Pembawa Peradaban ke Benua Amerika


Pembawa Peradaban ke Benua Amerika
Assalamu ‘alaikum WR. WB
 Saya ingat dengan ceramah bpk Rizky waktu sedang bedah buku “Knight Templar knight of christ”, waktu itu bpk sempat bercerita sekilas tentang penemuan benua Amerika oleh christoper colombus dan tindakan colombus yang membantai habis suku-suku indian, waktu itu kalau tidak salah bpk menyebut bahwa sebab colombus membantai suku-suku indian dikarenakan suku indian sudah memeluk islam. yang ingin saya tanyakan bagaimana Islam masuk ke benua Amerika tersebut dan pada tahun berapa perkiraannya..? mohon dijelaskan terima kasih
wasalam mualaikum wr.wb
RAD
 Jawaban
Wa’alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh, Saudara RAD yang senantiasa berada dalam rahmat dan hidayah Allah Swt, Christoforo Colombo (lidah Barat menyebutnya “Christophorus Colombus”) merupakan anggota Knights of Christ, organisasi payung bagi pelarian Templar yang diburu para penguasa Eropa yang dipimpin Puas Clement IV dan Raja Perancis, King Felipe V, sejak tanggal 13 Oktober 1307.

Kamis, 22 September 2011

FAKTA SEJARAH MEMBUKTIKAN “ISLAM ADA DI AMERIKA JAUH SEBELUM COLOMBUS”

FAKTA SEJARAH MEMBUKTIKAN “ISLAM ADA DI AMERIKA JAUH SEBELUM COLOMBUS”

Jika Anda mengunjungi Washington DC, datanglah ke Perpustakaan Kongres (Library of Congress). Lantas, mintalah arsip perjanjian pemerintah Amerika Serikat dengan suku Cherokee, salah satu suku Indian, tahun 1787. Di sana akan ditemukan tanda tangan Kepala Suku Cherokee saat itu, bernama AbdeKhak dan Muhammad Ibnu Abdullah.



Fakta Eksistensi Islam di Amerika


Pengaruh Islam di Benua Amerika
Sekali-kali cobalah Anda membuka peta Amerika. Telitilah nama tempat yang ada di Negeri Paman Sam itu. Sebagai umat Islam, pastilah Anda akan dibuat terkejut.  Apa pasal? Ternyata begitu banyak nama tempat dan kota yang menggunakan kata-kata yang berakar dan berasal dari bahasa umat Islam, yakni bahasa Arab.
Tak percaya? Cobalah wilayah Los Angeles. Di daerah itu ternyata terdapat nama-nama kawasan yang berasal dari pengaruh umat Islam. Sebut saja, ada kawasan bernama Alhambra. Bukankah Alhambra adalah nama istana yang dibangun peradaban Islam di Cordoba?

Suku Indian Cherokee dahulu adalah muslim


Ternyata sebelum kedatangan Christoper Columbus (yang diklaim sebagai penemu benua Amerika), umat Islam sudah terlebih dahulu menemukannya. Sebuah fakta yang tak terbantahkan lagi jika umat Islam sudah lebih dulu berada di daratan luas yang kini bernama Amerika, jauh beberapa abad sebelum kedatangan Columbus tersebut.Puluhan tahun sebelum Columbus menjejakkan kaki di  Amerika, daratan yang disangkanya India, Laksamana Muslim dari China bernama Ceng Ho (Zheng He) telah mendarat di Amerika. Bahkan berabad sebelum Ceng Ho, pelaut-pelaut Muslim dari Spanyol dan Afrika Barat telah membuat kampung-kampung di Amerika dan berasimilasi secara damai dengan penduduk lokal di sana. Penemu Amerika bukanlah Columbus. Penemu Amerika adalah Umat Islam. Mereka menikah dengan penduduk lokal, orang-orang Indian, sehingga menjadi bagian dari local-genius Amerika.


cherokee2sequoyah1
Ada sejumlah literatur yang berangkat dari fakta-fakta empirik bahwa umat Islam sudah hidup di Amerika beberapa abad sebelum Colombus datang. Salah satunya yang paling popular adalah essay Dr. Youssef Mroueh, dari Preparatory Commitee for International Festivals to celebrate the millennium of the Muslims arrival to the Americas, tahun 1996, yang berjudul “Precolumbian Muslims in America”.
Dalam essaynya, Doktor Mroueh menulis, “Sejumlah fakta menunjukkan bahwa Muslimin dari Spanyol dan Afrika Barat tiba di Amerika sekurang-kurangnya lima abad sebelum Columbus. Pada pertengahan abad ke-10, pada waktu pemerintahan Khalifah Umayyah, yaitu Abdurrahman III (929 – 961M), kaum Muslimin yang berasal dari Afrika berlayar ke Barat dari pelabuhan Delbra (Palos) di Spanyol, menembus “samudra yang gelap dan berkabut”.
Setelah menghilang beberapa lama, mereka kembali dengan sejumlah harta dari negeri yang “tak dikenal dan aneh”. Ada kaum Muslimin yang tinggal bermukim di negeri baru itu, dan mereka inilah kaum imigran  Muslimin gelombang pertama di Amerika.”
Jejak Peninggalan Muslim Amerika
Di sekujur benua Amerika kita akan bisa mendapatkan jejak-jejak umat Islam gelombang pertama dan kedua, jauh sebelum kedatangan Columbus. Lihat peta Amerika hari ini buatan Rand McNally dan cermati nama-nama tempat yang ada di Amerika. Di tengah kota Los Angeles terdapat nama kawasan Alhambra, juga nama-nama teluk El Morro dan Alamitos, serta nama-nama tempat seperti Andalusia, Attilla, Alla, Aladdin, Albany, Alcazar, Alameda, Alomar, Almansor, Almar, Alva, Amber, Azure, dan La Habra.
Di bagian tengah Amerika, dari selatan hingga Illinois terdapat nama-nama kota Albany, Andalusia, Attalla, Lebanon, dan Tullahoma. Di negara bagian Washington misalnya, terdapat kota Salem. Lalu di Karibia (ini juga jelas kata Arab) dan Amerika Tengah misalnya ada nama Jamaika, Pulau Cuba (berasal dari kata Quba?) dengan ibukotanya La Habana (Havana), serta pulau-pulau Grenada, Barbados, Bahama, dan Nassau.
Di Amerika Selatan terdapat nama kota-kota Cordoba (di Argentina), Alcantara (di Brazil), Bahia (di Brazil dan Argentina). Nama-nama pegunungan Appalachian (Apala-che) di pantai timur dan pegunungan Absarooka di pantai barat. Kota besar di Ohio pada muara sungai Wabash yang panjang dan meliuk-liuk bernama Toledo, satu nama universitas Islam ketika Islam masih berjaya di Andalusia, Spanyol.
Menurut Dr. Youssef Mroueh, sekarang saja terdapat tidak kurang dari 565 nama tempat di Amerika Utara, baik di negara bagian, kota, sungai, gunung, danau, dan desa yang diambil dari nama Islam ataupun nama dengan akar kata bahasa Arab. Sebanyak 484 di Amerika Serikat dan 81 di Canada. Ini merupakan bukti yang tak terbantahkan bahwa Islam telah ada di sana sebelum Columbus mendarat.
Dr. A. Zahoor bahkan menegaskan bahwa nama negara bagian seperti Alabama, sebenarnya berasal dari kata Allah-bamya, dan juga nama negara Arkansas berasal dari kata Arkan-Sah, serta Tennesse dari kata Tanasuh.
Dr. Mroueh juga menuliskan beberapa nama yang dicatatnya malah merupakan nama kota suci kita seperti Mecca di Indiana, Medina di Idaho, Medina di New York, Medina dan Hazen di North Dakota, Medina di Ohio, Medina di Tennessee, Medina di Texas yang paling besar dengan penduduk 26,000, Medina di Ontario Canada, kota Mahomet di Illinois, Mona di Utah, dan Arva di Ontario Canada.
Ketika Columbus mendarat di kepulauan Bahama pada 12 Oktober 1492, pulau itu sudah dinamai Guanahani oleh penduduknya. Kata ini berasal dari bahasa Mandika yang merupakan turunan dari bahasa Arab. Dilaporkan oleh Columbus bahwa penduduk asli di sini bersahabat dan suka menolong. Guana, yang hingga hari ini masih banyak dipakai sebagai nama di kawasan Amerika Tengah, Selatan dan Utara, berasal dari kata Ikhwana yang berarti ’saudara’ dalam bahasa Arab.
Guanahani berarti tempat keluarga Hani bersaudara. Namun Columbus dengan seenaknya menamakan tempat ini sebagai San Salvador dan merampas kepemilikan pulau itu atas nama kerajaan Spanyol. Columbus dalam catatannya menuliskan bahwa pada 21 Oktober 1492 dia melihat reruntuhan masjid dan menaranya lengkap dengan tulisan ayat-ayat Al Qur’an telah ditemukan selain di Cuba, juga di Mexico, Texas, dan Nevada.
Indian dan Umat Islam
Beberapa nama-nama suku Indian dan kepala sukunya juga berasal dari akar kata bahasa Arab, seperti: Anasazi, Apache, Arawak, Cherokee (Shar-kee), Arikana, Chavin Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu, dan Zuni. Kepala suku Indian Cherokee yang terkenal, Sequoyah yang nama aslinya Sikwoya, merupakan ketua suku yang sangat terkenal karena beliau menciptakan sillabel huruf-huruf (Cherokee Syllabary) bagi orang Indian pada tahun 1821. Namanya diabadikan sebagai nama pohon Redwood yang tertinggi di California, sekarang dapat disaksikan di taman hutan lindung di utara San Francisco.
Berlainan dengan gambaran stereotip di film-film tentang suku Indian yang selalu mengenakan bulu-bulu burung warna-warni di kepalanya, seperti yang banyak digambarkan para seniman Barat selama ini.
Masih banyak ketua suku Indian yang mengenakan tutup kepala gaya orang Islam. Mereka adalah Chippewa, Creek, Iowa, Kansas, Miami, Potawatomi, Sauk, Fox, Seminole, Shawnee, Sioux, Winnebago, dan Yuchi. Bahkan sebagian dari mereka mengenakan penutup kepala yang khas Arab.
Orang-orang Indian Amerika juga memegang nilai ketuhanan dengan mempercayai adanya Tuhan yang menguasai seluruh alam semesta ini, dan Tuhan tersebut tidak teraba oleh panca indera. Mereka juga meyakini bahwa tugas utama manusia diciptakan oleh Tuhan adalah untuk memuja dan menyembahnya.  Seperti penuturan seorang kepala suku Ohiyesa: ”In the life of the Indian, there was only inevitable duty -the duty of prayer- the daily recognition of the Unseen and the Eternal”. Di dalam Al Qur’an, kita diberitahukan bahwa tujuan penciptaan manusia dan jin adalah semata-mata demi untuk beribadah kepada Allah SWT.(vb/yul/digest.eramuslim.com)



Suku Indian Cherokee dahulu adalah muslim


Suku Indian Cherokee dahulu adalah muslim Benarkah? Ya benar sekali, dalam sejarah yang tidak terungkap dan tidak pernah
terungkap dan hanya diungkap di kalangan akedemisi yang berhubungan dengan
sejarah, tercatat bahwa suku indian Cherokee mayoritas beragama muslim. Sebagai
bukti bahwa hal itu memang benar, kalau ada rejeki dan kesempatan bisa berkunjung
ke perpustakaan kongres amerika (Library of Congress) silahkan minta untuk
ditunjukkan arsip perjanjian antara pemerintah AS dan orang-orang indian suku
Cherokee pada tahun 1787.
Disana akan terlihat tanda tangan kepala suku Cherokee saat itu dengan nama Abdel- Khak and Muhammad Ibn Abdullah
Subhanalloh….
Kok bisa?
Sejarahnya panjang,
Semangat orang-orang Islam dan Cina saat itu untuk mengenal lebih jauh planet
(tentunya saat itu nama planet belum terdengar) tempat tinggalnya selain untuk melebarkan pengaruh, mencari jalur perdagangan baru dan tentu saja memperluas dakwah Islam mendorong beberapa pemberani di antara mereka untuk melintasi area yang masih dianggap gelap dalam peta-peta mereka saat itu. Beberapa nama tetap begitu kesohor sampai saat ini bahkan hampir semua orang pernah mendengarnya sebut saja Tjeng Ho dan Ibnu Batutta, namun beberapa lagi hampir-hampir tidak terdengar dan hanya tercatat pada buku-buku akademis. Para ahli geografi dan intelektual dari kalangan muslim yang mencatat perjalanan ke benua Amerika itu adalah Abul-Hassan Ali Ibn Al Hussain Al Masudi (meninggal tahun 957), Al Idrisi (meninggal tahun 1166), Chihab Addin Abul Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 – 1384) dan Ibn Battuta (meninggal tahun 1369). Menurut catatan ahli sejarah dan ahli geografi muslim Al Masudi (871 - 957),
Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad seorang navigator muslim dari Cordoba di Andalusia,
telah sampai ke benua Amerika pada tahun 889 Masehi. Dalam bukunya, ‘Muruj Adh-
dhahab wa Maadin al-Jawhar’ (The Meadows of Gold and Quarries of Jewels), Al
Masudi melaporkan bahwa semasa pemerintahan Khalifah Spanyol Abdullah Ibn Muhammad
(888 - 912), Khashkhash Ibn
Saeed Ibn Aswad berlayar dari Delba (Palos) pada tahun 889, menyeberangi Lautan
Atlantik, hingga mencapai wilayah yang belum dikenal yang disebutnya Ard Majhoola,
dan kemudian kembali dengan membawa berbagai harta yang menakjubkan.
Sesudah itu banyak pelayaran yang dilakukan mengunjungi daratan di seberang Lautan
Atlantik, yang gelap dan berkabut itu. Al Masudi juga menulis buku ‘Akhbar Az
Zaman’ yang memuat bahan-bahan sejarah dari pengembaraan para pedagang ke Afrika
dan Asia.
Dr. Youssef Mroueh juga menulis bahwa selama pemerintahan Khalifah Abdul Rahman
III (tahun 929-961) dari dinasti Umayah, tercatat adanya orang-orang Islam dari
Afrika yang berlayar juga dari pelabuhan Delba (Palos) di Spanyol ke barat menuju
ke lautan lepas yang gelap dan berkabut, Lautan Atlantik. Mereka berhasil kembali
dengan membawa barang-barang bernilai yang diperolehnya dari tanah yang asing.
Beliau juga menuliskan menurut catatan ahli sejarah Abu Bakr Ibn Umar Al-Gutiyya bahwa pada masa pemerintahan Khalifah Spanyol, Hisham II (976-1009) seorang


navigator dari Granada bernama Ibn Farrukh tercatat meninggalkan pelabuhan Kadesh
pada bulan Februari tahun 999 melintasi Lautan Atlantik dan mendarat di Gando
(Kepulaun Canary).
Ibn Farrukh berkunjung kepada Raja Guanariga dan kemudian melanjutkan ke barat
hingga melihat dua pulau dan menamakannya Capraria dan Pluitana. Ibn Farrukh
kembali ke Spanyol pada bulan Mei 999.
Perlayaran melintasi Lautan Atlantik dari Maroko dicatat juga oleh penjelajah laut Shaikh Zayn-eddin Ali bin Fadhel Al-Mazandarani. Kapalnya berlepas dari Tarfay di Maroko pada zaman Sultan Abu-Yacoub Sidi Youssef (1286 - 1307) raja keenam dalam dinasti Marinid. Kapalnya mendarat di pulau Green di Laut Karibia pada tahun 1291. Menurut Dr. Morueh, catatan perjalanan ini banyak dijadikan referensi oleh ilmuwan Islam. Sultan-sultan dari kerajaan Mali di Afrika barat yang beribukota di Timbuktu,
ternyata juga melakukan perjalanan sendiri hingga ke benua Amerika. Sejarawan
Chihab Addin Abul-Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 - 1384) memerinci
eksplorasi geografi ini dengan seksama. Timbuktu yang kini dilupakan orang,
dahulunya merupakan pusat peradaban, perpustakaan dan keilmuan yang maju di
Afrika. Ekpedisi perjalanan darat dan laut banyak dilakukan orang menuju Timbuktu
atau berawal dari Timbuktu.
Sultan yang tercatat melanglang buana hingga ke benua baru saat itu adalah Sultan Abu Bakari I (1285 - 1312), saudara dari Sultan Mansa Kankan Musa (1312 - 1337), yang telah melakukan dua kali ekspedisi melintas Lautan Atlantik hingga ke Amerika dan bahkan menyusuri sungai Mississippi. Sultan Abu Bakari I melakukan eksplorasi di Amerika tengah dan utara dengan
menyusuri sungai Mississippi antara tahun 1309-1312. Para eksplorer ini berbahasa
Arab. Dua abad kemudian, penemuan benua Amerika diabadikan dalam peta berwarna
Piri Re'isi yang dibuat tahun 1513, dan dipersembahkan kepada raja Ottoman Sultan
Selim I tahun 1517. Peta ini menunjukkan belahan bumi bagian barat, Amerika
selatan dan bahkan benua Antartika, dengan penggambaran pesisiran Brasil secara
cukup akurat.
Bicara tentang Cherokee tentu saja tidak bisa lepas dari Sequoyah (portait kiri
atas). Seorang asli suku Cherokee yang menghidupkan kembali Syllabary suku mereka
pada 1821. Syllabary adalah semacam aksara barangkali, bila kita mengenalnya
dengan abjad A sampai Z maka suku Cherokee memiliki cara sendiri untuk aksara-nya.
Yang membuatnya sangat luar biasa adalah ternyata aksara yang ditemukan kembali
oleh Sequoyah mirip sekali dengan aksara Arab (lihat gambar kanan). Beberapa
tulisan cherokee abad ke-7 yang ditemukan terpahat pada bebatuan di Nevada bahkan
sangat mirip dengan tulisan “Muhammad” dalam bahasa Arab.
Bukti lainnya adalah, Columbus sendiri mengetahui bahwa orang-orang Carib
(Karibia) adalah pengikut Nabi Muhammad. Dia faham bahwa orang-orang Islam telah
berada di sana terutama orang-orang dari Pantai Barat Afrika. Mereka mendiami
Karibia, Amerika Utara dan Selatan. Namun tidak seperti Columbus yang ingin
menguasai dan memperbudak rakyat Amerika. Orang-Orang Islam datang untuk berdagang
dan bahkan beberapa menikahi orang-orang pribumi.
Lebih lanjut Columbus mengakui pada 21 Oktober 1492 dalam pelayarannya antara
Gibara dan Pantai Kuba melihat sebuah masjid (berdiri di atas bukit dengan
indahnya menurut sumber tulisan lain). Sampai saat ini sisa-sisa reruntuhan masjid
telah ditemukan di Kuba, Mexico, Texas dan Nevada. Dan tahukah anda? 2 orang nahkoda kapal yang dipimpin oleh Columbus kapten kapal
Pinta dan Nina adalah orang-orang muslim yaitu dua bersaudara Martin Alonso Pinzon
dan Vicente Yanex Pinzon yang masih keluarga dari Sultan Maroko Abuzayan Muhammad
III (1362). [THACHER,JOHN BOYD: Christopher Columbus, New York 1950]
Dan mengapa hanya Columbus saja yang sampai saat ini dikenal sebagai penemu benua
amerika? Karena saat terjadi pengusiran kaum yahudi dari spanyol sebanyak 300.000
orang yahudi oleh raja Ferdinand yang Kristen, kemudian orang-orang yahudi
menggalang dana untuk pelayaran Columbus dan berita ‘penemuan benua Amerika’
dikirim pertama kali oleh Christopher Columbus kepada kawan-kawannya orang Yahudi
di Spanyol. Pelayaran Columbus ini nampaknya haus publikasi dan diperlukan untuk
menciptakan legenda sesuai dengan ‘pesan sponsor’ Yahudi sang penyandang dana.
Kisah selanjutnya kita tahu bahwa media massa dan publikasi dikuasai oleh orang-
orang Yahudi yang bahkan dibenci oleh orang-orang seperti Henry Ford si raja mobil
Amerika itu. Maka tampak ada ketidak-jujuran dalam menuliskan fakta sejarah
tentang penemuan benua Amerika. Penyelewengan sejarah oleh orang-orang Yahudi yang
terjadi sejak pertama kali mereka bersama-sama orang Eropa menjejakkan kaki ke
benua Amerika.
Dan tahukah anda? sebenarnya laksam ana Zheng He atau yang di Indonesia lebih
dikenal dengan nama laksamana Cheng Ho adalah penemu benua amerika pertama,
sekitar 70 tahun sebelum Columbus.
Sekitar 70 tahun sebelum Columbus menancapkan benderanya di daratan Amerika,
Laksamana Zheng He sudah lebih dulu datang ke sana. Para peserta seminar yang
diselenggarakan oleh Royal Geographical Society di London beberapa waktu lalu
dibuat terperangah. Adalah seorang ahli kapal selam dan sejarawan bernama Gavin
Menzies dengan paparannya dan lantas mendapat perhatian besar.
Tampil penuh percaya diri, Menzies menjelaskan teorinya tentang pelayaran terkenal
dari pelaut mahsyur asal Cina, Laksamana Zheng He (kita mengenalnya dengan Ceng
Ho-red). Bersama bukti-bukti yang ditemukan dari catatan sejarah, dia lantas
berkesimpulan bahwa pelaut serta navigator ulung dari masa dinasti Ming itu adalah
penemu awal benua Amerika, dan bukannya Columbus.
Bahkan menurutnya, Zheng He 'mengalahkan' Columbus dengan rentang waktu sekitar 70
tahun. Apa yang dikemukakan Menzies tentu membuat kehebohan lantaran masyarakat
dunia selama ini mengetahui bahwa Columbus-lah si penemu benua Amerika pada
sekitar abad ke-15. Pernyataan Menzies ini dikuatkan dengan sejumlah bukti
sejarah. Adalah sebuah peta buatan masa sebelum Columbus memulai ekspedisinya
lengkap dengan gambar benua Amerika serta sebuah peta astronomi milik Zheng He
yang dosodorkannya sebagai barang bukti itu. Menzies menjadi sangat yakin setelah
meneliti akurasi benda-benda bersejarah itu.
''Laksana inilah yang semestinya dianugerahi gelar sebagai penemu pertama benua
Amerika,'' ujarnya. Menzies melakukan kajian selama lebih dari 14 tahun. Ini
termasuk penelitian peta-peta kuno, bukti artefak dan juga pengembangan dari
teknologi astronomi modern seperti melalui program software Starry Night.
Dari bukti-bukti kunci yang bisa mengubah alur sejarah ini, Menzies mengatakan
bahwa sebagian besar peta maupun tulisan navigasi Cina kuno bersumber pada masa
pelayaran Laksamana Zheng He. Penjelajahannya hingga mencapai benua Amerika
mengambil waktu antara tahun 1421 dan 1423. Sebelumnya armada kapal Zheng He
berlayar menyusuri jalur selatan melewati Afrika dan sampai ke Amerika Selatan.
Uraian astronomi pelayaran Zheng He kira-kira menyebut, pada larut malam saatterlihat bintang selatan sekitar tanggal 18 Maret 1421, lokasi berada di ujung selatan Amerika Selatan. Hal tersebut kemudian direkonstruksi ulang menggunakan software Starry Night dengan membandingkan peta pelayaran Zheng He. "Saya memprogram Starry Night hingga masa di tahun 1421 serta bagian dunia yang
diperkirakan pernah dilayari ekspedisi tersebut," ungkap Menzies yang juga ahli
navigasi dan mantan komandan kapal selam angkatan laut Inggris ini. Dari sini, dia
akhirnya menemukan dua lokasi berbeda dari pelayaran ini berkat catatan astronomi
(bintang) ekspedisi Zheng He.
Lantas terjadi pergerakan pada bintang-bintang ini, sesuai perputaran serta
orientasi bumi di angkasa. Akibat perputaran bumi yang kurang sempurna membuat
sumbu bumi seolah mengukir lingkaran di angkasa setiap 26 ribu tahun. Fenomena
ini, yang disebut presisi, berarti tiap titik kutub membidik bintang berbeda
selama waktu berjalan. Menzies menggunakan software untuk merekonstruksi posisi
bintang-bintang seperti pada masa tahun 1421.
"Kita sudah memiliki peta bintang Cina kuno namun masih membutuhkan penanggalan
petanya," kata Menzies. Saat sedang bingung memikirkan masalah ini, tiba-tiba
ditemukanlah pemecahannya. "Dengan kemujuran luar biasa, salah satu dari tujuan
yang mereka lalui, yakni antara Sumatra dan Dondra Head, Srilanka, mengarah ke
barat."
Bagian dari pelayaran tersebut rupanya sangat dekat dengan garis katulistiwa di
Samudera Hindia. Adapun Polaris, sang bintang utara, dan bintang selatan Canopus,
yang dekat dengan lintang kutub selatan, tercantum dalam peta. "Dari situ, kita
berhasil menentukan arah dan letak Polaris. Sehingga selanjutnya kita bisa
memastikan masa dari peta itu yakni tahun 1421, plus dan minus 30 tahun."
Atas temuan tersebut, Phillip Sadler, pakar navigasi dari Harvard-Smithsonian
Center for Astrophysics, mengatakan perkiraan dengan menggunakan peta kuno
berdasarkan posisi bintang amatlah dimungkinkan. Dia juga sepakat bahwa estimasi
waktu 30 tahun, seperti dalam pandangan Menzies, juga masuk akal.
Selama ini, masyarakat dunia mengetahui kiprah Zheng He sebagai penjelajah ulung.
Dia terlahir di Kunyang, kota yang berada di sebelah barat daya Propinsi Yunan,
pada tahun 1371. Keluarganya yang bernama Ma, adalah bagian dari warga minoritas
Semur. Mereka berasal dari kawasan Asia Tengah serta menganut agama Islam. Ayah
dan kakek Zheng He diketahui pernah mengadakan perjalanan haji ke Tanah Suci
Makkah. Sementara Zheng He sendiri tumbuh besar dengan banyak mengadakan
perjalanan ke sejumlah wilayah. Ia adalah Muslim yang taat.
Yunan adalah salah satu wilayah terakhir pertahanan bangsa Mongol, yang sudah ada
jauh sebelum masa dinasti Ming. Pada saat pasukan Ming menguasai Yunan tahun 1382,
Zheng He turut ditawan dan dibawa ke Nanjing. Ketika itu dia masih berusia 11
tahun. Zheng He pun dijadikan sebagai pelayan putra mahkota yang nantinya menjadi
kaisar bernama Yong Le. Nah kaisar inilah yang memberi nama Zheng He hingga
akhirnya dia menjadi salah satu panglima laut paling termashyur di dunia.(Early
Tokyo/sbl)

http://www.vivaborneo.com/suku-indian-telah-muslim-sebelum-colombus-datang.htm
dan beberapa sumber

SEJARAH ISLAM DI AMERIKA

SEJARAH ISLAM DI AMERIKA
Islam di Amerika Sebelum Columbus
Christopher Columbus menyebut Amerika sebagai 'The New World' ketika pertama kali menginjakkan kakinya di benua itu pada 21 Oktober 1492. Namun, bagi umat Islam di era keemasan, Amerika bukanlah sebuah 'Dunia Baru'. Sebab, 603 tahun sebelum penjelajah Spanyol itu menemukan benua itu, para penjelajah Muslim dari Afrika Barat telah membangun peradaban di Amerika.

Sejarah Panjang Muslim di AS Dihadirkan di Museum Warisan Kebudayaan Islam


Museum warisan kebudayaan Islam telah dibuka di Washington, situs "Islam untuk semua" melaporkan. Museum ini akan memperkenalkan sejarah tentang Muslim pertama yang tiba di Amerika ratusan tahun lalu.
Tidak semua orang tahu bahwa Muslim AS adalah bagian dari masyarakat Amerika sejak awal negara ini eksis. Dengan hadirnya museum akan menjelaskan kepada para pengunjung kisah tentang Muslim di AS, yang dimulai dengan Afrika Muslim, seperti budak bernama Estevaniko, yang dibawa ke Amerika oleh penakluk Spanyol di awal abad 16, serta Muslim yang tinggal di antara masyarakat Amerika pada abad ke-18.
Banyak dari Muslim yang pertama kali datang ke Amerika untuk memulai hidup baru mereka di dunia yang baru. Di antara mereka adalah Muhammad Ali bin Said, yang datang ke AS dan menetap di Detroit pada tahun 1861.
Di museum ini juga disajikan dokumen yang menunjukkan sejarah masyarakat Muslim pertama di Alabama, Georgia, Indiana, dan Illinois.
Sebelum menjadi sebuah museum resmi, awalnya benda-benda peninggalan kaum muslimin AS ini di pamerkan secara keliling di masjid-masjid serta kampus universitas.
Menurut laporan AS saat ini ada sekitar 8 juta Muslim. Namun jkjajak pendapat menunjukkan bahwa kebanyakan orang Amerika hanya tahu sedikit tentang Islam dan agama mereka. (fq/islamnews).

Islam Di Amerika: Sejarah Panjang Yang Terlupakan




Meskipun kebanyakan orang Amerika tidak pernah berpikir bahwa kaum Muslimin merupakan bagian dari masa lalu mereka, umat Islam sebenarnya sama sekali tidak baru atau asing dalam sejarah negara ini. Di Amerika, Islam memiliki akar yang kuat, begitu menurut para ahli.

Sejarah Islam di Amerika Sebelum Columbus


Sejarah Islam di Amerika Sebelum Columbus

america_map_2Ternyata sebelum kedatangan Christoper Columbus (yang katanya penemu benua Amerika), umat Islam sudah terlebih dahulu menemukannya. Sebuah fakta yang tak terbantahkan lagi jika umat Islam sudah lebih dulu berada di daratan luas yang kini bernama Amerika, jauh beberapa abad sebelum kedatangan Columbus yang meng-klaim sebagai penemu Amerika. Fakta yang paling gampang ditemui nama serupa dengan kota suci umat Islam seperti Mecca di Indiana, Medina di Idaho, Medina di New York, Medina dan Hazen di North Dakota, Medina di Ohio, Medina di Tennessee, Medina di Texas yang paling besar dengan penduduk 26,000, Medina di Ontario Canada, kota Mahomet di Illinois, Mona di Utah, dan Arva di Ontario Canada, dan beberapa nama seperti California (Caliph Haronia), Alabama (Alah Bumnya), Arkansas (Arkan-sah) dan Tennesse (Tanasuh)T Allah Hassee (Tallahassee)AlhambraIslamorada dan sekitar 500 nama kota lainnya berasal dari kata Arab.

Sebuah Keajaiban Bernama 9/11


Islam di Amerika: Sebuah Keajaiban Bernama 9/11

Moeflich Hasbullah
(Pikiran Rakyat, 6 Maret 2008)
“Idza ja-a nashrullahi wal fathu,wara aytannas sayad khuluna fi dinillahi afwaja..” (An-Nashr: 1-2)
a
(Ketika datang pertolongan Allah dan kemenangan,
dan kamu akan melihat manusia masuk ke dalam agama Allah
dengan berbondong-bondong…”.

Sejumlah data yang dikomposisikan olehDemented Vision (2007), dari sebuah observasi di Amerika Serikat tentang perkembangan jumlah pemeluk agama-agama dunia menarik untuk dicermati. Dari data observasi itu, terdapat angka-angka yang menunjukkan perbandingan pertumbuhan penganut Islam dan Kristen di dunia. Lembaga itu mencatat, pada tahun 1900, jumlah pemeluk Kristen adalah 26,9% dari total penduduk dunia, sementara pemeluk Islam hanya 12,4%. 80 tahun kemudian (1980), angka itu berubah. Penganut Kristen bertambah 3,1% menjadi 30%, dan Muslim bertambah 4,1% menjadi 16,5% dari seluruh penduduk bumi. Pada pergantian milenium kedua, yaitu 20 tahun kemudian (2000), jumlah itu berubah lagi tapi terjadi perbedaan yang menarik. Kristen menurun 0,1% menjadi 29,9% dan Muslim naik lagi menjadi 19,2%. Pada tahun 2025, angka itu diproyeksikan akan berubah menjadi: penduduk Kristen 25% (turun 4,9%) dan Muslim akan menjadi 30% (naik pesat 10,8%) mengejar jumlah penganut Kristen. Bila diambil rata-rata, Islam bertambah pemeluknya 2,9% pertahun. Pertumbuhan ini lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk bumi sendiri yang hanya 2,3% pertahun. 17 tahun lagi dari sekarang, bila pertumbuhan Islam itu konstan, dari angka kelahiran dan yang masuk Islam di berbagai negara, berarti prediksi itu benar, Islam akan menjadi agama nomor satu terbanyak pemeluknya di dunia, menggeser Kristen menjadi kedua. World Almanac and Book of Fact, #1 New York Times Bestseller,mencatat jumlah total umat Islam sedunia tahun 2004 adalah 1,2 milyar lebih (1.226.403.000), tahun 2007 sudah mencapai 1,5 milyar lebih (1.522.813.123 jiwa). Ini berarti, dalam 3 tahun, kaum Muslim mengalami penambahan jumlah sekitar 300 juta orang (sama dengan jumlah umat Islam yang ada di kawasan Asia Tenggara).