Kamis, 11 Agustus 2011

Kilas Balik Kelelawar Hitam, Pembantai "Muslim Poso

Warga Pesantren Walisongo, nama "Pasukan Kelalawar Hitam" sudah tak asing lagi. Dialah pelaku pembantai santri di pesantren itu ketika tahun 2000. Jumlahnya diperkirakan lebih dari 200.

Ratusan Muslim Poso, khususnya warga Pesantren Walisongo tentu tak akan pernah lupa nama "Pasukan Kelewar Hitam." Sebab dialah sang pelaku pembantaian Muslim Poso di tahun 2000. Tulisan ini merupakan kilas balik investigasi yang pernah dimuat di majalah Hidayatullah.

TRAGEDI MEMILUKAN DI POSO

Senin, 28 Mei 2007, ba’da zuhur, Aula Masjid al-Azhar Kebayoran Baru Jakarta penuh sesak dipadati hadirin. Kursi yang disediakan panitia tidak muat menampung luberan peserta. Terpaksa sebagiannya harus duduk di lantai. Hari itu, FUI bersama Hizbut TahrirIndonesia, Yayasan al-Azhar dan MUI menyelenggarakan Tablig Akbar, “Peringatan Tragedi Pembantaian Pesantren Wali Songo Poso”.


Sejumlah tokoh menyampaikan orasinya. Di antaranya, Ketua MUI KH Kholil Ridwan, Ketua DDII Zahir Khan, Ketua FUI Mashadi dan Jubir HTI HM Ismail Yusanto. Mendengarkan orasi yang disampaikan oleh para tokoh dengan penuh semangat dan menyaksikan film dokumenter pembantaian Muslim Poso tahun 2000 dan 2001, tak pelak membuat suasana forum menjadi penuh dengan aura kesedihan dan kemarahan. Hadirin makin terkesima saat mendengar kesaksian 3 korban pembantaian yang selamat: Ilham, mantan santri Wali Songo yang pesantrennya habis dibakar serta seluruh santri dan kyai di sana tewas dibunuh; serta dua janda yang suaminya juga tewas dibantai, yaitu Nur Wahyuni dan Sofiyah.

Merenung Tentang Poso

Hari Natal, 25 Desember 1998, bertepatan dengan hari ke-6 bulan Ramadhan 1419 H. Bagi umat Kristiani Indonesia, inilah perayaan Natal pertama "bebas" dari rezim Suharto yang selama 32 tahun membelenggu demokrasi. Begitu pun dengan umat Kristiani Poso. Mereka merayakan Natal ini dengan gembira.
Tapi apa yang dilakukan Roy Runtu di hari raya agamanya itu? Pemuda ini punya cara khusus. Dia merayakannya dengan menenggak beberapa botol minuman keras hingga mabuk.