Jumat, 24 Juli 2009
Uighur
JAKARTA - Pemerintah China kembali dianggap membiarkan terjadinya pembantaian yang dilakukan etnis Han terhadap warga Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, China. Ratusan muslim Uighur dilaporkan tewas dan ribuan lainnya mengalami luka luka di kota Urumqi akibat pembantaian itu. Sebagai bentuk solidaritas, Forum Umat Islam (FUI) hari ini, Minggu (12/7/2009), menggelar tabligh akbar di Masjid Al Barkah As Syafi'iyah, Balimatraman. Sekjen FUI Muhammad Al Khaththath menegaskan, FUI menuntut Pemerintah Indonesia dan dunia Islam agar memberikan tekanan politik terhadap pemerintah China untuk menghentikan aksi represifnya serta memberikan hak-hak hidup serta kemerdekaan bangsa Uighur. FUI juga meminta Pemerintah China untuk segera membuka masjid-masjid di Xinjiang yang selama ini ditutup bahkan diduduki tentara. "Kami menyerukan kepada umat Islam Indonesia untuk memberikan solidaritas minimal dalam bentuk qunut nazilah kepada umat Islam Uighur," katanya. Senin besok, FUI pun berencana melakukan aksi damai di depan Kedubes China, di kawasan Mega Kuningan pada pukul 10.30 WIB, yang intinya melayangkan protes terhadap tindakan represif tentara China itu.(Arif Sinaga/Trijaya/ded)
Uighur Dicekam Ketakutan
Muslim Uighur Dicekam Ketakutan
Sabtu, 11 Juli 2009 pukul 23:33:00
Hasisha, seorang dokter mata yang bekerja di Uighur, yang mengaku ia sangat takut kembali ke rumahnya di distrik Urumqi, tempat etnik mayoritas China Han tinggal.
"Saya masih takut karena, anda tahu, ada banyak warga Han di tempat saya tinggal," kata warga Uighur yang berusia 30 tahun itu kepada AFP setelah enam hari tinggal di klinik majikannya.
"Saya takut dipukuli karena ada banyak orang Uighur dipukuli di sana. Kami semua hanya berharap semua dapat kembali normal segera."
Salah satu pengusaha dari Uighur, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa beberapa orang pekerjanya tidur di tempat kerja karena mereka khawatir ditangkap tanpa alasan oleh pasukan keamanan.
Muslim Uighur
Michael Dillon Pakar sejarahwan Islam di Cina |
Meski ekonomi berkembang, kehidupan sebagian warga Uighur digambarkan lebih susah. |
Kamis, 23 Juli 2009
Rentetan Pengeboman di Indonesia
Saat ini dalang teror bom kembar memang belum terungkap. Yang terang, tragedi Mega Kuningan menambah panjang rentetan pengeboman di Tanah air, dalam dekade terakhir: Agustus 2000-Juli 2009. Berikut urutannya:
Pada 1 Agustus 2000, ledakan bom terjadi di depan kediaman Duta Besar Filipina untuk Indonesia di Jakarta. Ledakan bom itu menewaskan dua staf rumah tangga kediaman serta puluhan orang lainnya mengalami luka cukup serius.
Janggal, Temuan Bom di Halaman Rumah Bahrudin
Kejanggalan itu, menurut Kepala Desa Pasuruhan, Watim Suseno, sudah dipertanyakan oleh banyak warga setempat. "Kami pun heran, kenapa tim Densus dengan mudah menemukan lokasi penimbunan bom rakitan itu, seperti sudah tahu tempatnya," katanya , Rabu (22/7) malam.
Rabu, 22 Juli 2009
Abu Bakar Ba'asyir : Orang Kafir Tak Boleh Dibunuh
Meski membenarkan bahwa Nur Said pernah mondok di pesantren yang didirikannya, Abubakar Ba'asyir mengaku tak pernah mengenal bekas santri yang kini dicari-cari polisi itu. Berikut ini petikan wawancara sejumlah wartawan, termasuk Ahmad Rafiq dari Tempo, dengan Abubakar.
Selasa, 21 Juli 2009
Kasus Bom Ada Rekayasa
Baasyir Yakin Kasus Bom Ada Rekayasa
Rabu, 22 Juli 2009 - 11:28 wib
Abu Bakar Baasyir (Foto: Koran SI)
SUKOHARJO - Meski pelaku bom bunuh diri sudah mulai teridentifikasi, Penasihat Ponpes Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Ustaz Abu Bakar Baasyir masih belum yakin sepenuhnya. Bahkan, Baasyir menuding Central Intelligence Agency (CIA) dari AS ikut terlibat dalam kasus bom tersebut.
Teror dan Terorisme
Teror dan Terorisme 9
21 jam yang lalu
Apa yang tersisa setelah bom meledak, korban bergelimangan, dan berita berseliweran? Mungkin kesedihan keluarga para korban. Isak tangis. Kebingungan. Dan rasa marah. Sebagian lagi mungkin merasa kembali memiliki dorongan dan kehendak untuk memperkokoh persatuan bangsa.
Saya melihat ada begitu banyak reaksi orang pasca ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Kuningan, Jakarta, pada Jumat pekan lalu. Juga beredar beberapa versi teori, analisis, dan tak sedikit pendapat asal-asalan tentang motif pengeboman.
Kebanyakan pendapat tak berangkat dari fakta dan data akurat. Ada yang mengatakan pengeboman berkaitan dengan pemilu. Ada yang bilang ini ulah para spekulan ekonomi asing. Dan sebagainya. Dan khalayak jadi kebingungan.
Pertanyaan terbesarnya: siapakah pelaku peledakan bom Marriott dan Ritz? Apa motifnya?
KEANEHAN BOM MARRIOT I
Pelakunya warga Amerika atau Israel yang menguasai bom nonkonvensional. Itu analisis Joe Vialls, ahli masalah peledakan dari Australia.
Jakarta CCTV Proves Bush & Howard Lying About “Muslim Terrorists”
Teror bom tampaknya tak akan segera berakhir menghantui Indonesia.. Setelah meledaknya bom di hotel J.W. Marriott (5/8), sejumlah pejabat yang membidangi masalah keamanan – terutama Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono dan Menhan Matori Abdul Djalil -- mengungkapkan bahwa ledakan yang lebih besar akan terjadi tepat pada saat peringatan hari Proklamasi Kemerdekaan RI (17/8). Tapi, ramalan itu tidak terbukti, karena bom hanya meledak di kawasan konflik Nanggroe Aceh Darussalam, dan itu dianggap sebagai hal yang lumrah. Korban di Tanah rencong sungguh tak dihitung dan dipedulikan betul oleh pemerintahan Megawati. Para petinggi yang sudah berhasil “meneror” rakyatnya sendiri dalam memperingati kemerdekaan ke-58 tahun, tak berkomentar apapun. Tak ada penjelasan, tak ada kata maaf, seperti biasanya. Namun, rakyat semakin tak yakin bahwa kedamaian dan ketenangan akan segera terwujud.
Bom Marriott, Lagi
" Bom Marriott, Lagi "
Sabtu, 18 Juli 2009 01:29 WIBPosting by : warso
Setiap kali bom teror meledak, muncul berbagai spekulasi tentang pelaku, motif, dan korban. Yang paling menarik bagi publik memang pelaku dan motifnya. Dalam konteks bom Marriot (II) dan Ritz Carlton, ada sejumlah spekulasi teori yang dianggap masuk akal, dan semuanya masuk akal. Spekulasi ini dapat dibangun berdasarkan pola kejadian dan konteks lingkungan strategis.
Bom JW Marriot dan Ritz Carlton Sarat Aroma Politik
Harist Abu Ulya: Bom JW Marriot dan Ritz Carlton Sarat Aroma Politik
Motif 'Bom Marriott 2'
Motif ideologis. Motif yang berlandaskan agama dan akan langsung mengarah pada sosok Nurdin M. Top dan Kelompok Jama'ah Islamiyah (KJI). Hal ini dikuatkan pada metode bom bunuh diri dan 'katanya' serpihan bom identik dengan hasil pengrebegan di Cilacap.
Sebelum Ubah Target, Pelaku Bom Diduga Targetkan Pemain MU
Paska Bom JW Marriot dan Ritz Carlton, Ponpes Ngruki Di Fitnah Habib Nggak Jelas!
Pembantu Direktur Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Ustad Sholeh Ibrahim, mengatakan di daftar induk murid dan alumni pesantrennya tidak ada nama seperti yang disebut Abdurrahman Assegaf.
Sebelumnya Abdurrahman pelaku bom di Hotel JW Marriott bernama Nurhasbi alias Nuri Hasdi alias Nur Sahid asal Temanggung Jateng yang disebutnya sebagai alumnus Ngruki seangkatan dengan Asmar Latin Sani, pelaku bom di kedutaan besar Australia beberapa tahun silam.
JW MARRIOT & TERORISME
Arrahmah.Com - JW Marriot, dan Ritz Carlton, dua hotel mewah yang ditengarai milik jaringan bisnis yahudi di Jakarta di bom, Jum’at, 17 Juli 2009. Pasca pengeboman dua hotel tersebut, bisa dipastikan topik dan tema yang hangat diperbincangkan adalah terorisme. Sejak peristiwa 9/11 istilah terorisme atau Al Irhaab memang selalu menjadi istilah yang diperbincangkan dalam setiap kesempatan. Bagi seorang Muslim yang terpenting adalah mengetahui apakah status hukum terorisme ? dan apa pendapat ulama salaf mengenai terorisme ?
Pelaku peledakan Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton
"Sembari celingak celinguk lihat ruangan dan mengeluarkan HP-nya. Setelah itu sudah, dari arah belakang telinga saya mendengar suara yang sangat keras dan saya langsung lari lewat pintu exit belakang," kata saksi kunci pengeboman Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Didik Ahmad Taufik (39) kepada detikcom.
Gempar, Tiga Ledakan Dalam Satu Hari Terjadi Di Jakarta
Hingga saat ini, dilaporkan ada sembilan orang yang meninggal. Delapan orang meninggal dunia di tempat kejadian perkara, yakni dua orang tewas di Hotel Marriot dan enam orang di Hotel Carlton, sedang satu orang lainnya meninggal setelah dibawa ke rumah sakit. Korban tewas salah satunya adalah Presiden Direktur PT Holcim Indonesia Tbk (SMCD), Timothy Mackay, yang saat itu sedang menginap di Hotel JW Marriot. Dan sejauh ini, dilaporkan ada 50 orang lainnya mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit terdekat, yakni RS MMC dan RS Jakarta.
'Alumni Afghan': Fakta dan Opini
Ketua Departemen Data dan Informasi MMI
Judul di atas mungkin terasa agak aneh, pasalnya kalimat dalam tanda petik di atas tampak tidak umum, mengingat istilah 'alumni' lazimnya dinisbatkan kepada mereka yang telah lulus dari jenjang pendidikan tertentu. Sedangkan kata 'Afghan' menunjukan nama sebuah negara yang lengkapnya bernama Afghanistan --sebuah negara Islam yang telah diserang dengan carpet-bombing oleh tentara koalisi pimpinan AS, Oktober dua tahun silam. Oleh karena itu, istilah 'Alumni Afghan' perlu saya jelaskan terlebih dahulu secara singkat sebagai berikut.
Teori Konspirasi soal Bom JW Marriott I
Hari Selasa (5 Agustus 2003) siang, sekitar pukul 14.00 WIB waktu Malaysia atau pukul 13.00 WIB, saya menerima SMS dari seorang wartawan Republika di Jakarta. Isinya singkat: "Hotel JW Marriot dibom, bos Texmaco Sinivasan bunuh diri". Ternyata, Hari Selasa itu, sekitar pukul 12.44 WIB, Hotel JW Marriot memang dibom. Televisi Malaysia yang biasanya sangat jarang menyiarkan berita tentang Indonesia, kali ini menjadikan berita itu sebagai headline.
Ngabalin: Pelaku Bom Bisa dari Negara Asing
(inilah.com /Raya Abdullah)
"Pemerintah dan aparat intelejen hendaknya benar-benar. Bisa mengungkapkan kasus ini dan tidak sekedar mencari. Kambing hitam saja pada akhirnya. Otak pelaku pemboman ini harus benar-benar didapatkan, karena tidak tertutup kemungkinan yang menjadi dalam pelaku pemboman ini adalah negara lainnya," kata anggota Komisi I DPR RI Ali Mochtar Ngabalin kepada INILAH.COM di Jakarta, Selasa (21/7).
Pelaku peledakan Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton Adalah Musuh Islam
Menurutnya, tindakan yang dilakukan musuh Islam itu dapat mendorong hal-hal yang memojokkan dan menekan umat Islam. “Tidak menutup kemungkinan –setelah kasus peledakan ini– pejuang-pejuang Islam akan ditangkap dan dituduh sebagi pelaku pengeboman,” katanya, seusai memimpin unjuk rasa menentang kekerasan di Xinjiang, China.
Mengenal Pelaku Peledakan JW Mariot
Sebelum ditangkap di Malaysia Mei lalu, Kastari menjadi buron sejak 2002. Pada 2006, dia tertangkap di Indonesia dan diekstradisi ke Singapura. Namun, pada Februari 2008, Kastari melarikan diri dari penjara Whitley Road Detention Center, Singapura, melalui jendela kamar mandi yang tidak terkunci. Kastari adalah gembong teroris yang paling dicari di Asia Tenggara setelah Noordin M. Top. Ada dugaan bahwa Kastari terlibat dalam kasus bom Bali 2002. Dan, Mei lalu dia bisa ditangkap kembali.
Senin, 20 Juli 2009
Apa Dibalik Bom Marriott Dan Ritz Carlton
Terror Bom, Operasi Diskreditkan Islam
Oleh : Redaksi 20 Jul 2009 - 2:00 am
Rusuh Ketapang, Bom Bali, WTC, Marriot semuanya Menista Islam
Inilah petinggi perusahaan migas yang rapat di hotel JW Marriot sebelum bom meledak
1. Patrick Foo, dari Ael Indonesia
2. Edward Thiessen, dari Alstom Power
3. Pedro Sole, dari Alstom Power
4. David Potter, dari Freeport Indonesia
5. Adrianto Machribi, dari Freeport Indonesia
6. Andy Cobham, dari Hill&Associates,
7. Tim Mackay, dari Holcim Indonesia
8. Kevin Moore, dari Husky Energy
9. Mariko Yoshihara, dari JAC Indonesia
10. Noke Kiroyan, dari Kiroyan Partners,
11. Roy Widosuwito, dari Perfetti Van Melle Indonesia
12. Nathan Verity, dari Verity HR
13. James Castle, dari Castle Asia
14. Max Boon, dari Castle Asia
15. Gary ford, dari Anadarko Indonesia
16. Garth McEvoy, dari Thiess Contractors Indonesia
Diantara yang menjadi korban tewas akibat ledakan bom adalah Nathan Verity, pebisnis asal Australia, yang berbisnis di bidang sumber daya manusia dan rekruitmen.
Bom ini terkait dengan bisnis Migas dan Pertambangan ?
Ada beberapa analisa yang menjabarkan kemungkinan target sebenarnya yang dijadikan sasarannya peledakan Bom Carlton Marriot ini, antara lain yaitu :
1. Orang-orang dari Warganegara Asing.
Hotel JW Marriot dan hotel Ritz Carlton, jika ditilik dari segi pemilihan lokasi tempat peledakan yang dikaitkan dengan sasaran orang-orang dari warganegara asing, sepertinya sudah cukup tepat. Walau tidak bisa dikatakan tepat 100%, jika ditilik dari maksimalisasi sasaran yang ingin dituju oleh teroris itu.
Warga Cilacap Khawatir Masih Ada Sisa Bom
Ledakan bom di hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta menimbulkan tanda tanya besar bagi masyarakat di Cilacap, Jawa Barat dan aparat polisi di wilayah Kepolisian Banyumas, Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara.
Itu terjadi karena belum lama berselang, tepatnya pada Selasa (14/7), satuan Anti Teror Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri yang sedang memburu biang teroris Noordin M Top dan kaki tangannya di Desa Pesuruhan, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap, menemukan sejumlah bahan peledak yang masih dikemas dalam plastik serta sebuah rakitan bom yang sudah siap.