Kamis, 16 April 2009

Suku Anak Dalam (SAD)

KEARIFAN SUKU ANAK DALAM
http://noeloe.net/2009/04/kearifan-hidup-suku-anak-dalam/

Membaca Femina edisi Januari 2009 sambil manjakan diri di salon kemarin, sebuah artikel menarik tentang suku anak dalam memberi pelajaran banyak juga. Belajar dari kehidupan nomaden mereka yang primitif ternyata membuka mata saya bahwa kearifan hidup bisa kita dapat walau muncul dari dalam rimba.

Suku anak dalam ternyata adalah yang dulu saya kenal di pelajaran sejarah zaman SD tuh, suku kubu. Mereka hidup di dalam hutan di daerah Jambi sana. Mengalamai berbagai perubahan sebuatan di zaman purba, orde baru dan sebutan sendiri oleh LSM yang concern pada penelitian kehidupan primitif mereka. Tapi saya lupa sebutannya apa, mau pinjem majalahnya malu hehe…

Pertama melihat artikel itu tentu kepala saya berfikir mau nawarin bisnis Oriflame saya pada mereka begitu melihat wajah-wajah polos gadis suku anak dalam. Sepertinya pasar target yang bagus juga. Ternyata, mereka itu melindungi sekali peradaban asli mereka sejak ratusan tahun yang lalu dari *suku terang*, sebutan untuk orang diluar suku anak dalam. Jadi kalo saya kesana nawarin Orilame, mereka akan bilang saya ini suku terang. Silau dong :D

Anak-anak gadis/perempuan dijaga banget, ga bisa sembarangan orang ajak bicara. Jadi saya mengurungkan niat nawarin Oriflame ke sana haha…Wajah gadis suku anak dalam cantik polos dan lugu. Kecantiakn yang masih begitu alami.Mereka *manja* alias mandi jarang. Eits…jangan heboh dulu, itu karena mereka berkeyakinan kebanyakan mandi membuat hubungan kebaikan kepada Tuhan terputus. Makanya mereka mandi enggak pernah pake sabun, dan hanya 2 hari sekali dengan membasuh tubuh pakai air saja. Jadi, mungkin rada sulit saya masuk kesana nawari sabun dan body lotion pada mereka ya hihii…apalagi parfume.

Anak perempuan kecil pakai kain jarik dibawah puser, aih sexi dueh. Tapi kalo udah gadis kainnya naik sebatas dada :D

Mereka adalah orang-orang cinta damai. Apa hanya ada jenis Plegmatis disana ya ? Wallahualam. Tapi saya yakin deh itu karena ajaran nenek moyang mereka untuk selalu hidup rukun dan damai selalu. Mereka selalu menghindari konflik dengan cara menjauh dari sumber konfliknya. Tidak seperti masyarakat suku terang alias kita-kita ini orang yang ngakunya berperadaban modern ya, bawaannya *ganas* aja, maunya mendekati konflik.

Tapi hal lain yang menjadi pelajaran kaitan menghindari konflik ini, ternyata sebuah peradaban bisa juga jadi hilang dalam kondisi semakin menipisnya sumber kehidupan. Dalam sejarah mereka, tercatat baru-baru ini terjadi pertumpahan darah yang sebabnya karena berebut sumber kehidupan. Menajadi pemahaman baru bagi saya, bahwa pada kenyataannya orang butuh mempertahankan hidupnya kan ya ? Jadi betul juga rupanya kalo kita tuh butuh mempertahankan sumber income hehehe…kena deh. Nah kalo kena PHK egggak punya income cadangannya, belibet nanti maunya konflik terus. Makanya siapin dengan membangun bisnis bareng saya sini qe..qe…(maaap terpaksa iklan) :D

Pelajaran lainnya soal melupakan masa lalu kelabu atau yang membuat sedih-sedihan…

Kebiasaan hidup nomaden mereka selain karena mancari penghidupan baru dan menghindari konflik, ternyata bisa juga disebabkan karena ingin melupakan kesedihan yang terjadi di tempat lama. Misalnya ditinggal mati orang yang dicintai, biasanya mereka akan meninggalkan lokasi dimana pekuburan orang tersebut supaya lebih mudah menghilangkan kenangan yang bikin sedih selalu. Menjadi pelajaran bahwa memang masa lalu ga perlu dikenang. Motto mereka masa lalu (yang bikin sedih kali maksudnya ya..) perlu dilupakan, menikmati hari ini dan berani menghadapi masa depan. Keren juga yak…padahal orang primitip katanya. Lha kalo yang susah lupa masa lalu, lebih parah dong dari suku primitip :-)

Yang membuat saya takjub, darimana ya mereka akses acara Mario Teguh Golden Way ? Karena ternyata mereka menganut ajarannya pak Mario untuk menjadi orang yang paling bermanfaat bagi lainnya.

Suku anak dalam alias suku kubu, peradaban primitif yang sampai kini tetap berjuang mempertahankan keaslian kehidupan mereka yang terancam punah seiring makin menipisnya hutan belantara dimana mereka hidup. Mereka mohon cinta dan belas kasih kita kaum suku terang nih, untuk tidak menghabiskan sumber kehidupan mereka yaitu hutan.

Kata orang LSM yang care pada mereka, salah satu caranya jangan kebanyakan pakai minyak goreng, karena hutan mereka banyak ditebas untuk perkebunan sawit guna memenuhi kebutuhan minyak kita kaun suku terang hehe….Lagian bagus juga ga kebanyakan makan gorengan kan ya, jauh dari kolesterol sekalian berbagi cinta pada suku anak dalam.

Sejujurnya sih saya berharap peradaban internet bisa akses ke mereka untuk saya jakin bisnis saya hihihi…sapa tau ya bisa turut menjaga kearifan ajaran kehidupan suku primitif itu yang selalu berusaha menjauhi konflik. Suatu hari hutan makin gundul dan mereka harus terpaksa keluar dari hutan, setidaknya kan udah ada cadangan penghidupan dan enggak ada konflik-konflikan karena rebutan sumber hidup. Dan banyak tau isinya dunia anak terang nih, jadi gak kaget-kaget amat gitulooo…

Ide bagus tak ??

Tidak ada komentar: