Senin, 20 Juli 2009

Bom ini terkait dengan bisnis Migas dan Pertambangan ?

Setiap tindakan pemboman pasti punya target sasaran yang ingin dihabisi nyawanya. Pertanyaannya Bom Carlton Marriot itu siapa target yang akan dibunuhnya ?.
Ada beberapa analisa yang menjabarkan kemungkinan target sebenarnya yang dijadikan sasarannya peledakan Bom Carlton Marriot ini, antara lain yaitu :
1. Orang-orang dari Warganegara Asing.
Hotel JW Marriot dan hotel Ritz Carlton, jika ditilik dari segi pemilihan lokasi tempat peledakan yang dikaitkan dengan sasaran orang-orang dari warganegara asing, sepertinya sudah cukup tepat. Walau tidak bisa dikatakan tepat 100%, jika ditilik dari maksimalisasi sasaran yang ingin dituju oleh teroris itu.

Dua hotel itu memang tempat berkumpulnya orang-orang penting dari warganegara asing, juga merupakan tempat favorit dari para pejabat-pejabat penting di Indonesia. Namun jika warganegara asing sebagai sasarannya, secara perbandingan prosentase jumlah warganegara asing dilokasi itu tidak melebihi dari 50% dari keseluruhan orang yang berada di tempat itu, karena disitu banyak juga warganegara Indonesia.
Itulah maka disebut cukup tepat tapi tidak tepat 100%. Masih ada tempat lain diseputaran Jabodetabek ini yang lebih baik lagi ketepatan sasarannya, jika teroris itu ingin lebih banyak orang dari warganegara asing yang menjadi target korbannya.
Tempat-tempat yang dimaksudkan itu banyak, diantaranya adalah sekolah-sekolah Internasional yang murid-muridnya kebanyakan (hampir keseluruhannya) berwarganegara asing misalnya Jakarta International Scool, British Internasional School, Japan Intenational School, dan yang sejenisnya. Apartemen-apartemen yang dihuni mayoritas warganegara asing, perumahan-perumahan yang banyak warganegara asingnya, klub-klub malam yang banyak didatangi oleh warganegara asing, dan yang sejenisnya.
Maka boleh dibilang, bukan ini sasaran utama dari teroris. Mereka tentu dalam merancangnya berfikir agar aksinya menimbulkan korban sebanyak-banyaknya terkait dengan target utama yang ingin ditujunya.
2. Target Korban dengan Jumlah Sebanyak-banyaknya.
Lagi-lagi pemilihan waktunya kurang tepat jika teroris itu ingin mendapatkan korban jiwa dengan jumlah maksimal di tempat lokasi peledakannya itu.
Dugaan ini diperkuat dengan pemilihan waktu peledakan bom yang kurang tepat, masih terlalu pagi untuk dapat mencapai maksimalisasi jumlah korban yang ingin dijadikan sasarannya itu. Pemilihan waktu peledakan sekitar pukul 07.00 - 08.00 WIB itu di restoran itu belum pada puncak waktu dimana pengunjung dan penghuni hotel itu melakukan sarapan pagi (breakfast) dengan turun ke restorannya. Pemilihan waktu akan lebih tepat jika dilakukan peledakan bom disekitar pukul 08.00 - 09.00 WIB. Pada jam itu, restoran akan pada puncak jumlah pengunjung dan penghuninya.
Maka ini akan menjadi pertanyaan mendasar yang juga merupakan poin penting dalam menebak siapa sesungguhnya sasaran dari bom ini. Mengapa dirancang peledakan bom pada pukul 07.00-08.00 WIB ?, siapa yang sedang berada disitu pada saat itu ?.
3. Efek Publikasi dari Sosok yang jadi Target Korbannya.
Diketahui, teroris telah menginap di hotel itu sejak seminggu sebelumnya. Diduga pengiriman komponen bom itu dilakukan secara bertahap, part per part, komponen per komponen. Ini tentunya dilakukan oleh mereka, berkait dengan ketatnya pengamanan di pintu masuk kedua hotel ini, akan riskan dan menimbulkan kecurigaan jika pengiriman dilakukan sekaligus satu rangkaian bom utuh yang siap ledak.
Pengiriman komponen per komponen selama satu minggu itu bisa saja dilakukan oleh yang bersangkutan dengan hilir mudik dari tempat penyimpanan komponen untuk dibawa masuk ke dalam hotel, selanjutnya disimpan di kamar tempat teroris itu menginap. Namun bisa juga dikirim oleh kurir yang membawakannya masuk untuk selanjutnya diserahkan kepada perakit atau eksekutor bom yang telah menginap di kamar 1808.
Ini suatu operasi yang cermat dan terukur serta terencana dengan rapi. Tentunya ini dapat dilakukan secara sempurna dengan melibatkan jaringan kaki tangan mereka.
Tentunya ini bukan kerja orang awam yang sembarangan saja, namun ini kerjanya orang-orang yang telah terlatih dan terdidik untuk melakukan setiap rincian detail setiap bagian per bagiannya dari keseluruhan operasi ini.
Apalagi ini merupakan operasi serangan ala kamikaze. Dimana si pelaku akan menjadi korban pula ketika bom itu diledakkan. Tentu bukan kerja seorang diri saja. Ada tim lainnya sebagai pensupportnya.
Merekrut dan mendidik serta melatih seorang agen yang siap menjadi eksekutor serangan kamikaze itu bukanlah pekerjaan yang mudah, juga bukan dapat dibentuk dalam waktu yang singkat. Maka tentunya, eksekutor serangan kamikaze ini merupakan asset berharga bagi organisasi ini.
Sudah jamak dalam suatu operasi serangan bom kamikaze, para perancangnya akan mempertimbangkan dengan masak-masak perihal perimbangan antara urgensi target dan hasil serangan dengan aset yang akan turut menjadi korban. Hasil serangan kamikaze itu haruslah sebanding dengan aset yang akan hilang bersamaan dengan serangan itu.
Itulah mengapa, maka menjadi tidak masuk akal, jika di dalam jaringan organisasi yang serapi ini, mereka para teroris yang tergabung didalamnya sebagai perancang dan eksekutornya itu, sampai tidak memperhitungkan bahwa di hotel itu dalam satu atau dua hari lagi akan datang menginap rombongan para 'selebritis' tingkat dunia.
Jika bukan target penting dengan hasil maksimal yang akan diraihnya, rasanya jaringan teroris ini tak akan memubazirkan begitu saja aset-aset penting yang akan hilang dalam operasi serangan ini. Eksekutor kamikaze merupakan aset penting yang tak akan diobral begitu saja.
Apakah para teroris itu melupakan jadwal kedatangan rombongan Manchester United ?. Rasanya janggal jika mereka tidak mengetahui hal ini.
Siapa yang tidak kenal sir Alex Ferguson si manajer pelatihnya Manchester United ?. Siapa yang tidak kenal deretan bintang-bintang sepakbola dari finalis Liga Champion ini ?.
Mengapa mereka tidak menunda barang satu atau dua hari, menunggu sampai para selebritis ini masuk ke dalam lokasi target pengeboman ?.
Tak dapat terbayangkan betapa akan gemparnya dunia, jika para selebriti dan bintang sepakbola kelas internasional ini menjadi bagian dari korban bom Carlton Marriot ini.
Oleh sebab itu, terkait dengan pemilihan sosok yang akan dijadikan taget korbannya dikaitkan dengan efek pemberitaannya, maka boleh dikatakan bukan efek publikasi di tingkat dunia yang ingin dituju oleh para perancang serangan teroris ini.
Jika efek pemberitaan di tingkat dunia yang ingin dicapainya, terlalu muskil jika para perancang serangan ini melewatkan begitu saja suatu kesempatan langka, Manchester United sebagai taget korban kelas kakapnya.
4. Daya Ledak dari Bom yang Diledakkannya.
Diketahui bahwa jenis bom yang diledakkan berasal dari jenis yang Low Explosive, bukan dari jenis yang High Explosive.
Menilik cara kerja dan cara penyusupan ke dalam hotelnya yang terencana rapi dan berjangka waktu cukup lama itu, seperti yang dipaparkan diatas, menjadi tidak masuk akal jika mereka memubazirkan kerapian kerja ini hanya dengan senjata yang Low Explosive saja.
Jika bahan High Explosive yang mereka pakai, maka satu lantai, bukan hanya restoran dan lobbynya saja yang akan dirusakkan dan diluluh lantakannya.
Maka mengapa mereka hanya menggunakan bahan Low Explosive dalam serangan yang memakai sumber daya tenaga dan sumber daya waktu seperti ini ?. Padahal kesempatan ini memungkinkan untuk memakai High Explosive dengan dampak yang akan lebih mengerikan dari yang sekarang ini ?.
Jawabannya adalah mereka para teroris memang tidak mentargetkan kerusakan massif. Dalam arti kata target korbannya diperkirakan ada di lokasi yang masih akan terjangkau oleh daya ledak Low Explosivenya ini.
Dalam hal ini, boleh dikatakan bahwa operasi serangan kamikaze kali ini memang mentargetkan target korban yang ditujunya itu sedang berada di seputaran restoran dan lobby.
Pertanyaannya siapa mereka itu ?.
5. Target korban dari sebuah Operasi yang Rapi dan Terukur.
Paparan diatas telah menuntun kita kepada suatu kesimpulan bahwa sasarannya spesifik, terkait dengan pemilihan lokasi gedungnya, perkiraan waktu peledakannya, dampak dari daya ledaknya, target lokasi tempat target korbannya.
Kebetulan, pada saat itu memang bertepatan dengan jadwal rutin Breakfast Meeting (pertemuan makan pagi secara mingguan yang terjadwal) dari suatu acara yang dikenal sebagai Indonesia Country Program yang diselengarakan oleh sebuah Lembaga Jasa Penyedia Data Inteljen.
Castel Asia, sebuah perusahaan sebagai salah satu dari lembaga yang dimaksudkan itu, di pagi itu dijadwalkan akan memberikan paparan dan laporan terkini dari isu-isu terkait bidang politik dan ekonomi di sektor bisnis perminyakan dan pertambangan serta industri manufacturing yang terkait dengan itu.
Topiknya kali ini memang berkaitan erat dengan isu-isu penting yang terkini (up to date) dari hasil kerja inteljen mereka di bidang politik ekonomi sektor perminyakan dan pertambangan, yang tentunya berhubungan erat dengan updating data terkini terkait dengan situasi terkini dari hasil Pilpres 2009 ini.
Dijadwalkan CEO Castle Asia (James Castle) akan memimpin pertemuan itu yang direncanakan akan hadir mengikuti meeting itu adalah antara lain Direktur Eksplorasi PT. Freeport Indonesia (David Porter), Komisaris PT. Freeport Indonesia yang juga mantan Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia (Andrianto Machribie), Presiden Direktur Anadarko Oil ( Gary Ford), Cheif Executive Officer Alstom Power (Pedro Sole), CEO Thiess Indonesia (Edward Thiessen), Presiden Direktur Husky Energy (Kevin Moore), Presiden Direktur Holcim Indonesia (David mackay), Cheif Executive Officer AEL Indonesia (Patrick Foo), Managing Kantor Lawyer Kiroyan and Partner (Noke Kiroyan).
Pertemuan dari mereka yang tergabung didalam ICP Group Castle Asia itu dijadwalkan tempat berkumpulnya di lounge hotel itu. Namun pada saat jam itu mereka memang dijadwal pindah ke meja makan di restoran dimana tempat bom itu akan diledakkan.
Berkait dengan hal-hal tersebut diatas, apakah memang mereka para eksekutif jajaran puncak dari perusahaan Industri Pertambangan Asing di Indonesia ini memang yang menjadi target pengeboman kali ini ?.
Entah berhubungan atau tidak, kebetulan saja, salah satu korban ledakan itu adalah Scoot Merrilees. Seorang dosen di Unkris Satya Wacana yang berkewarganegara Australia ini di sebagian kalangan katanya dikenal sebagai spesialis di bidang Sejarah Ekonomi Orde Baru.
Apakah semua ini yang dimaksudkan oleh Presiden bahwa Bom Carlton Marriot ini berkaitan erat dengan Hasil Pilpres 2009 ?.
Kita tentu tak dapat memastikannya, hanya beliau saja yang dapat menjelaskannya secara gamblang.
6. Kesimpulan Akhir.
Tentunya paparan diatas itu semuanya adalah sebuah analisa spekulasi belaka, yang dicoba dikumpulkan dari berbagai sumber berita media saja. Kebenarannya tentu masih sangat sumir, dan sangat patut dipertanyakan, karena datanya ini tentu bukan merupakan hasil kerja dari penyadapan dan penyusupannya para agen inteljen.
Namun, jika spekulasi menjadi marak, ini tentu hal yang wajar saja. Mengingat kini ditengah masyarakat, situasinya terlanjur dipenuhi oleh analisa spekulatif, terkait dengan telah ada yang menaburkan tuduhan-tuduhan penuh kebencian dan kemarahan dengan aroma suasana yang dipenuhi dengan bumbu penyedap tuduhan-tuduhan yang spekulatif.
Mungkinkah situasi di masyarakat yang penuh dengan analisa-analisa spekulatif disertai kesimpulan-kesimpulan yang spekulatif pula ini juga dikarenakan dipicu oleh pernyataan resminya Presiden berkait bom ini yang oleh beberapa kalangan dimaknai sebagai bernada menuduh kepada para kompetitornya di Pilpres 2009 ini ?.
Wallahualam, kata beberapa kalangan itu pun tuduhan itu juga masih beraroma sumir juga. Tentu kepastiannya hanya dipunyai oleh mereka, perancang serangan bom itu.
Sayangnya sampai dengan saat ini, organisasi teroris yang meledakkan bom itu masih bungkam. Tidak menampakkan batang hidungnya, atau tidak memberika konferensi pers terkait dengan apa sebenarnya yang ditujunya dengan serangan bom ini.
Di belahan dunia manapun teroris yang telah melakukan serangan dengan mengerahkan sumber daya yang dipunyainya, akan mengajukan tuntutan-tuntan yang harus dipenuhi oleh mereka yang dijadikan sasaran targetnya. Mereka yang dituntut itu bisa pemerintah lokal domestik tempat serangan itu, atau pemerintahan asing yang berkait dengan target korbannya. Dimana jika tuntutannya itu tidak dipenuhi maka mereka akan mengulanginya lagi.
Jika tidak kunjung bicara para perancang serangan terorisme ini, maka menjadi wajar pula jika ada yang sampai berspekulasi dengan analisa mirip seperti yang disampakan presiden bahwa Bom Carlton Marriot ini memang berhubungan dengan Hasil Pilpres.
Namun, analisa itu justru berkebalikannya, dimana bisa jadi Bom ini justru merupakan salah satu upaya mengalihkan perhatian masyarakat dari berbagai persoalan dan isu-isu sensitif terkait hasil Pilpres yang terkini sedang berkembang di saat ini.
Tentunya kesimpulan itu juga sangat spekulatif, mengingat teramat besar harga korban dibandingkan dengan hasil yang akan dicapai dari pengalihan perhatian masyarakat itu terhadap hasil Pilpres.
Rasanya tak ada satu pun pihak, yang akan sampai hati berbuat sesadis dan setega itu terhadap nyawa manusia, sekalipun itu terkait dengan hal yang besar dalam capaian politik yang dipenuhi oleh ambisinya akan tahta dan harta serta wanita.
Akhir dari cerita ini, marilah kita dengan kepala dingin dan hati penuh kebersahabatan, berharap diiringi dengan doa, agar suasana tak lagi dipenuhi oleh tuduhan-tuduhan spekulatif yang saling memojokkan dan saling tuduh yang ditujukan untuk membunuh secara karakter terhadap pihak manapun juga.
Kita kembangkan suasana sejuk penuh kebersamaan untuk membangun bangsa ini. Janganlah karena ambisi itu maka ada pihak manapun juga yang menuduh pihak lainnya dengan tuduhan semena-mena yang akan membunuh karakter pribadi seseorang.
Sekalipun mungkin tuduhannya itu ditujukan untuk menghalangi jalannya di karier politiknya seseorang di masa depan, yang bernuansa seperti ingin membunuh karakter seseorang denga tujuan untuk menghalangi jalannya dalam meretas langkahnya di Pilpres 2014 mendatang. Sembari dengan itu maka akan berdampak melapangkan retasan jalannya bagi kandidat yang akan didukung olehnya nantinya di Pilpres 2014.
Masih terlampau banyak persoalan-persoalan lain yang harus diselesaikan dengan arif dan bijaksana. Kelemahan-kelemahan Pilpres kemarin itu yang terkait pelaksanaan dan prosesnya serta hasilnya memang perlulah banyak hal yang harus dibenahi.
Pengungkapan yang bertujuan untuk pembenahan itu tentu bukan dimaksudkan untuk menjegal seseorang, namun tentunya semata-mata agar menjadi pengetahuan bersama sehingga dapat dibenahi dan diperbaiki untuk pelaksanaan di masa datang.
Bukankah kita semakin pandai jika kita mengetahui kesalahan dan kelemahan kita di saat ini, agar hal itu dapat diperbaiki dan dibenahi serta disempurnakan lagi di masa mendatang ?.
Akhirulkalam, semoga semua pihak dapat legowo dan berjiwa besar untuk mengakhiri tuduhan semena-mena terkait dalang dari pemboman ini.
Kita bawa suasananya kearah kesejukan dan kedamaian, sehingga aparat keamanan dapat memfokuskan saja semua sumberdayanya untuk menggulung jaringan organisasinya, sehingga di masa depan kehidupan kita tidak lagi diancam oleh teror-teror bom serupa ini.
Salah dan janggal, mohon dimaafkan. Mohon dimaklumi ini ditulis oleh orang yang awam dengan dunia inteljen dan teror serta jaringan terorisme. Semata ini hanya upaya dari rakyat jelata tak berdaya juga tak bersenjata yang ingin memberikan sumbangsih pendapatnya bagi kejayaan negara dan bangsa Indonesia.
Wallahulambishshawab.
Catatan Kaki :
  • Artikel ini juga dapat dibaca di Kompasiana, silahkan klik disini.
  • Artikel terkait soal 'Bom dengan Pernyatan Presiden', silahkan klik disini.
  • Artikel terkait soal 'Bom dengan Hasil Pilpres', silahkan klik disini.
  • Artikel terkait soal 'Bom dengan Situasi Politik Indonesia', silahkan klik disini.
  • Artikel terkait soal 'Bom dengan Manchester United', silahkan klik disini.
  • Artikel terkait soal 'Persiapan Pilpres 2014', silahkan klik disini.
  • Artikel terkait soal 'Perkiraan Situasi Politik di 2009-2014', silahkan klik disini.
sumber:http://politikana.com/baca/2009/07/18/bom-ini-terkait-dengan-bisnis-migas-dan-pertambangan.html

Tidak ada komentar: