Senin, 20 Juli 2009

Warga Cilacap Khawatir Masih Ada Sisa Bom

Warga Cilacap Khawatir Masih Ada Sisa Bom di Rumah Baridin

Ledakan bom di hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta menimbulkan tanda tanya besar bagi masyarakat di Cilacap, Jawa Barat dan aparat polisi di wilayah Kepolisian Banyumas, Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara.

Itu terjadi karena belum lama berselang, tepatnya pada Selasa (14/7), satuan Anti Teror Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri yang sedang memburu biang teroris Noordin M Top dan kaki tangannya di Desa Pesuruhan, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap, menemukan sejumlah bahan peledak yang masih dikemas dalam plastik serta sebuah rakitan bom yang sudah siap.


Penemuan itu terjadi di dalam dan di belakang rumah Bahruddin Latief, yang dikenal dengan panggilan ustaz Baridin, pemilik dan pengasuh Pondok Pesantren Al Muadibb di Dusun Melela RT 18/RW 06 Desa Pesuruhan, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap.

Tiga hari kemudian, setelah penemuan bahan peledak tersebut, terjadi ledakan bom yang cukup dahsyat di hotel JW Marriott dan Ritz Carlton di Kawasan Kuningan, Jakarta yang menewaskan sembilan orang dan puluhan lain menderita luka-luka.

Ledakan yang diduga keras dilakukan para teroris ini terus dikaitkan dengan upaya pencarian teroris oleh Densus 88 di Cilacap, sejak Minggu (21/6) lalu, yang berakhir dengan penemuan rakitan bom tersebut.

Menurut catatan SP, Densus 88 mulai mengendus keberadaan biang teroris Noordin M Top yang berada di Cilacap bersama kaki tangannya dan sejumlah tersangka teroris lain. Pada Minggu (21/7) pukul 09.00 WIB, petugas Anti Teror Densus 88 menangkap Saiful Jufri (35) warga RT 01/RW 05 Desa Danasri Lor, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap.

Dalam penangkapan ini, Juhri diduga sebagai penerus Abu Dujana (yang ditangkap pada Juni 2007 lalu) di daerah Kemranjen, Kabupaten Banyumas, yang berbatasan dengan Cilacap.

Pada Minggu petang, Tim Anti Teros Densus 88 kembali menggeledah rumah Huzamuddin alias Mistam (39), warga RT 19/RW 09 Desa Karangreja, Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga. Huzamuddin diduga terkait dengan aksi teroris di Singapura.

Selasa (23/6) sekitar pukul 10.00 WIB, Tim Anti Teror Densus 88 mendatangi dan menyisir Pondok Pesantren Al Muadibb di Dusun Melela, Desa Pesuruhan, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap. Dalam penyisiran ini, Densus 88 menangkap ustadz Muhammad Irfan asal Purwokerto, Kabupaten Banyumas dan Wasum (60).

Tiga orang lainnya, yakni Bahruddin Latif pemilik Pondok Pesantren Al Muadibb, Agus Mujiono dan Yatiman, ketiganya menjadi target penangkapan berhasil kabur. Sedangkan seorang menantu Bariddin yang namanya masih misterius, diduga sebagai biang teroris Noordin M Top, yang sudah lama menjadi buron. Rabu (23/6) dini hari, Muhammad Irfan dan Wasum dilepas, karena tidak cukup bukti.

Rabu (17/7) Tim Anti Teror Densus 88 kembali ke Dusun Melela, Desa Pesuruhan RT 18/RW 06 Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap dan menemukan seperangkat alat perakit bom dan sejumlah bahan peledak di rumah Bahruddin yang dalam keadaan kosong. Barang-barang tersebut ditemukan di dalam rumah dan di pekarangan belakang rumah tersebut.

Tiga hari kemudian, Jumat (17/7) terjadi ledakan bom di Hotel W Marriott dan Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta. Muncul dugaan, bom yang digunakan untuk meledakkan kedua hotel tersebut, sama dengan rakitan bom asal Cilacap. Dugaan menantu Baridin yang misterius adalah Noordin M Top juga semakin kuat.

Dengan adanya dugaan tersebut, setelah ledakan JW Marriott dan Ritz Carlton, Kapolwil Banyumas Kombes Polisi HM Ghufron menyatakan, wilayah Banyumas (Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara) dalam kondisi siaga I.

"Petugas polisi yang mengamankan pilpres, diteruskan dengan pengamanan objek vital dan pengamanan daerah, menyusul terjadinya ledakan dua hotel di Jakarta," katanya.

Sampai Sabtu pagi ini, warga di Desa Pesuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap menjadi panik setelah melihat siaran televisi yang menayangkan peristiwa ledakan dua hotel di Jakarta. Mereka khawatir, masih ada sisa bom di rumah Baridin. Dikhawatirkan pula, sisa bom akan meledak seperti di Jakarta.

Apalagi dalam sebulan terakhir ini, Desa Pesuruhan terus diobok-obok petugas Anti Teror Densus 88 yang sedang memburu para teroris yang diduga bersembunyi di desa tersebut. [Wahyu Mandoko]

sumber:
http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=9281

Tidak ada komentar: