Selasa, 21 Juli 2009

Ngabalin: Pelaku Bom Bisa dari Negara Asing

21/07/2009 - 10:31

Ngabalin: Pelaku Bom Bisa dari Negara Asing
Vina Nurul Iklima

Ali Mochtar Ngabalin
(inilah.com /Raya Abdullah)
INILAH.COM, Jakarta - Untuk mengungkapkan pelaku bom Marriott-Ritz, pemerintah diimbau jangan hanya terpaku pada otak pemboman yang berasal dari dalam negeri. Pemerintah harus mencari tahu apakah ada pihak-pihak asing yang terlibat dalam tragedi, yang menewaskan 9 orang dan melukai puluhan orang lainnya itu.
"Pemerintah dan aparat intelejen hendaknya benar-benar. Bisa mengungkapkan kasus ini dan tidak sekedar mencari. Kambing hitam saja pada akhirnya. Otak pelaku pemboman ini harus benar-benar didapatkan, karena tidak tertutup kemungkinan yang menjadi dalam pelaku pemboman ini adalah negara lainnya," kata anggota Komisi I DPR RI Ali Mochtar Ngabalin kepada INILAH.COM di Jakarta, Selasa (21/7).

Ngabalin pun menyebutkan warga negara Malaysia sebagai salah satu pelaku pemboman yang selama ini belum tertangkap. Oleh karena itu, tidak salah rasanya jika aparat intelejen mempelajari hal itu dengan seksama. Apakah pemerintah Malaysia sendiri berada dibelakang aksi-aksi terror di Indonesia, mengingat negara tersebut secara langsung juga sudah sering melakukan provokasi-provokasi, yang jika ditanggapi bisa menimbulkan perselesihan dengan Indonesia.
Malaysia sebagai negara serumpun dan sebagai salah satu negara yang selama ini banyak mendapatkan bantuan dari Indonesia. Tetapi, kini nampaknya sudah terlalu angkuh terhadap bangsa yang besar ini. "Saya tidak mau menuduh, tapi provokasi-provokasi yang dilakukan oleh negara tetangga dan serumpun itu terhadap bangsa ini sudah sangat keterlaluan. Dulu mereka yang menjilat-jilat kaki kita. Mereka mencoba menginjak kepala kita. Sudah terlalu banyak perlakuan negara yang telah banyak kita bantu itu yang sebenarnya sudah tidak dapat ditolerir lagi oleh bangsa ini," ungkapnya.
Ngabalin pun mengungkapkan kemungkinan motif dari Malaysia yang nampaknya ingin menjadi negara yang diakui dunia sebagai negara yang lebih segalanya dari Indonesia. Pemilihan waktu saat Indonesia akan menjamu kesebelasan terkemuka dari Inggris Manchester United untuk pertandingan persahabatan, menurut Ali, juga sangat mencurigakan. Dalam hal keamanan Indonesia mau tidak mau akan dibandingkan dengan kondisi keamanan di Malaysia yang seolah lebih baik dibandingkan Indonesia.
Ngabalin juga mengingatkan agar dalam mengusut hal ini, juga harus dicermati adanya pihak-pihak di Indonesia yang bisa saja membantu Malaysia dalam merealisasikan tujuannya ini. Malaysia, menurutnya, juga tidak akan bisa melakukannya sendiri tanpa adanya kerjasama dengan pihak di dalam negeri. Indikasi untuk hal ini juga bisa dilihat bagaimana seorang Noordin M Top sampai hari ini belum juga tertangkap. Apakah orang tersebut benar-benar ada atau hanya rekayasa saja.
"Coba saja berapa banyak aksi teror bom yang terjadi di Indonesia selama ini yang diduga dilakukan oleh kedua orang Malaysia itu. Masa sudah demikian banyak aksi bom yang mereka lakukan dan sudah bertahun-tahun mengejar mereka aparat kepolisian belum menemukannya juga. Padahal selama aksi bom ini terjadi sudah sekitar 4 Kapolri yang menjabat," jelasnya.
Jika demikian hanya ada tiga kemungkinannya, imbuh Ngabalin, polisi dan intelejen Indonesia terlalu buruk sehingga tidak mampu menangkap mereka. Oleh karena itu, dirinya mengharapkan agar aparat keamanan bisa benar-benar mengungkapkan kasus ini, agar spekulasi-spekulasi yang berkembang tidak meresahkan masyarakat.
"Pemerintah pun sebaiknya jangan asal tuding apalagi dikaitkan dengan seseorang yang menadi pesaingnya pada pilpres lalu. Buktikan dulu baru kemudian bicara sesuai fakta yang ada dan jangan berdasarkan asumsi-asumsi saja," tandasnya. [ikl/bar]


sumber: inilah.com

Tidak ada komentar: